Jumat, 12 April 2013

SUMBER DAYA ALAM UDARA


 
 Sumber Daya Udara

Udara merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan. Lapisan udara yang mengelilingi bumi berisi campuran gas yang terdiri dari Atmosfer yang merupakan lapisan udara tersusun atas 78 % nitrogen (N2),21% oksigen (O2), 0,9% argon (Ar), 0.03 karbondioksida (CO2), dan sisanya adalahgas-gas lain seperti helium (He), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), uap air sertapartikel-partikel kecil debu yang disebut aerosol.
Keadaan Sumber Daya Udara di Indonesia
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel d internet dan artikel tersebut berisi tentang Kemerosotan kualitas lingkungan kehidupan di bumi berlangsung terus sampai hari ini. Eksploitasi sumber daya dilakukan secara semena-mena tanpa etika lingkungan. Menurut Worls Resources Institute, Indonesia kehilangan 72% hutan alam yang areal hutannya menurun rata-rata 3,4 juta hektar pertahun. Kawasan hutan di Indonesia menurun dratis dari 144 juta hektar (tahun 1950) menjadi hanya sekitar 92,4 juta hektar (1999). Tanah, air, udara tercemar baik oleh limbah industri maupun oleh limbah domestik yang berasal dari rumah hunian. Konon, sekitar 5 juta orang terserang muntaber dan sekitar 120 juta orang (60% penduduk) menderita cacingan akibat cemaran dari tinja.
Selain itu, Pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan dibidang industri berjalan sangat cepat, Penataan industri nasional yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan persyarat terbentuknya masyarakat adil dan makmur sejahtera sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila. Pembangunan industri (termasuk industri kendaraan bermotor) yang diarahkan pada penguatan dan pendalaman struktur industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri serta untuk mendorong ekspor non migas, sehingga dapat meningkatkan devisa negara yang sangat besar peranannya dalam proses pembangunan selanjutnya. Konsekwensi dari proses pembangunan industri ini adalah meningkatnya limbah yang dikeluarkan oleh indutsri tersebut, limbah udara yang dapat merubah kualitas udara ambien, sehingga pencemaran udara dapat terjadi di mana-mana, misalnya, di dalam rumah, sekolah, kantor atau yang sering disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Selain itu, gejala ini secara akumulatif juga terjadi di luar ruang (outdoor pollution) mulai dari tingkat lingkungan rumah, perkotaan, hingga ke tingkat regional, bahkan saat ini sudah menjadi gejala global, dan yang sangat penting adalah berubahnya struktur atmosfir bumi yang ditandai dengan menipisnya lapisan ozon mengakibatkan peningkatan suhu bumi. Proses inilah yang dikenal sebagai greenhouse effect (efek rumah kaca). Pencemaran udara selain menyebabkan penyakit bagi manusia, misalnya masalah pemapasan bahkan gejala kanker, juga mengancam secara langsung eksistensi tumbuhan dan hewan, maupun secara tidak langsung ekosistem di mana mereka hidup. Beberapa unsur pencemar (pollutant) kembali ke bumi melalui deposisi asam atau salju yang mengakibatkan sifat korosif pada bangunan, tanaman, hutan, di samping itu juga membuat sungai dan danau menjadi suatu lingkungan yang berbahaya bagi ikan-ikan karena nilai pH yang rendah.
Pencegahan Sumber Daya Udara di Indonesia
        Berbagai program pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara termasuk upaya pemulihan mutu udara misalnya Program Langit Biru (KEP- 15/MENLH/4/1996) telah dilakukan. Demikian juga terbitnya berbagai Undang- Undang dan peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup termasuk pencemaran udara di Indonesia, itu artinya Indonesia sebenarnya telah mempunyai acuan dan rujukan formal dalam menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran udara agar tetap berada pada batas kualitas nilai baku mutu udara ambien yang sehat
        Sedangkan menurut saya  cara pencegahan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi pembangunan pabrik – pabrik yang ada di Indonesia serta mengurangi penebangan pohon dan hutan – hutan yang ada di Indonesia agar tidak terjadi pemanasan global.

1 komentar:

  1. sepertinya pencemaran udara sulit ya diatasinya saudari intan soalnya kan di ibukota pun sudah banyak kendaraan yang bahan bakar solar, untuk merubahnya pun banyak pro dan kontra nya. misalnya seperti metromini,semua akan diganti dengan metromini AC. belum tentu semua perusahaan metromini mau mengganti dengan yang berAC seperti kopaja P2O jurusan lebak bulus. padahal banyak manfaatnya kalu sudah diganti dengan AC.

    BalasHapus