Rabu, 24 April 2013

Kosmologi, Ilmu Semesta Alam (kelompok 1)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kosmologi atau ilmu alam semesta adalah ilmu pengetahuan tentang kosmos (cosmos) atau universe. Istilah universe ditujukan kepada segenap pengada atau segenap yang ada, yang tercipta mulai dari atom, molekul, batu, metal, gas, tumbuhan, binatang, sistem solar (Matahari) dan segala yang ada lainnya. Dalam arti luas kosmologi adalah ilmu tentang keseluruhan totalitas segenap yang ada atau diperkirakan adanya yang disebut entitas (L) ; entity (I) pengada dengan segala proses dariseluruh perwujudan yang ada di Alam. Entitas ini mulai dengan partikel nirhidup, dunia mikro, tahap peralihan ke dumia makro, di mana ada kehidupan sampai dunia supermakro atau dunia kosmik. Menurut astronomi, universe adalah ruang dan segala yang ada di maya pada, di alam semesta yang juga disebut kosmos. Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.
Pada bagian awal sejarahnya alam semesta di pelajari oleh ilmu astronomi, astronomi memerlukan hanya pengamatan dan ramalan gerakan benda di langityang bisa dilihat dengan mata telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan dengan gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit. Yunani kuno membuatkan sumbangan penting sampai astronomi, di antara mereka definisi dari sistem magnitudo. Alkitab berisi sejumlah pernyataan atas posisi tanah di alam semesta dan sifat bintang dan planet, kebanyakan di antaranya puitis daripada harfiah; melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M, Aryabhata memberikan sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas porosnya dan mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke matahari. Dalam mempelajari ilmu lingkungan, yakni ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang kita pelajari dalam kehidupan, istilah lingkungan secara khusus mendalami seluk-beluk lingkungan hidup di mana manusia berada. Ilmu lingkungan juga disebut envirologi (Soerjani 1994) atau environmental science yang dalam Chiras (1991) lebih dikhususkan lagi dengan subjudul: Action for sustainable future. Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Alam Semesta terdiri dari ratusan milyar galaksi. Di dalam satu galaksi yang tampak pada gambar terdapat kurang lebih 200 milyar bintang.
B.     Kajian Teori
Teori Terbentuknya Alam Semesta
Teori tentang terbentuknya alam semesta telah menjadi perhatian para astonom sejak lama. Hal ini diungkapkan melalui apa yang diketahui tentang ruang angkasa, bintang, galaksi, nebula, komet, planet dan sebagainya. Sampai saat ini ada dua teori yang mencoba menerangkan bagaimana alam semesta terbentuk (kosmogenesis).

Teori Steady State
Teori steady state atau teori pemantapan kelangsungan yang menyatakan bahwa unsur atom baru masih akan terbentuk secara terus-menerus di alam semesta. Unsur ini sebagai debu mengalami gerakan melingkar berputar-putar sampai terbentuknya galaksi baru. Jadi alam semesta terus-menerus akan mengalami pembentukannya sepanjang masa, sehingga teori ini mempercayai bahwa alam semesta sekarang ini sama halnya dengan jutaan tahun yang lewat, dan akan sama keadaannya jutaan tahun yang akan datang. Oleh karena itu pengikut teori ini tidak mempercayai akan berakhirnya alam semesta. Para astronom akan tetap mempelajari lebih lanjut dan akan menghasilkan teori baru tentang terbentuknya alam semesta (kosmogenesis) ()Ronan dalam Anon 1973). Pada akhirnya teori ini mempercayai bahwa segala sesuatu di alam semesta mengalami tatanan atau hukum alam yang pasti (immutable) sehingga akan terjadi kelangsungan dinamika keadaan alam sesuai dengan kehendak Tuhan yang menciptakannya. Manusia berkewajiban dengan rasio dan intuisi (kata hati) untuk mengikuti dengan kearifan dan keiklhlasan akan adanya segenap kenyataan yang dihadapi dengan pendekatan nisbi atau relatif (lihat Radha 1991).

Teori “Big-Bang”
Menurut teori big-bang, alam semesta terbentuk antara 10-20 miliar tahun yang lalu. Alam semesta semula berwujud sebagai gumpalan sangat padat dan besar dari sekelompok atom. Gumpalan ini meledak yang menghasilkan panas sampai 100 miliar Celsius, dan dari ledakan inilah terbentuknya berbagai macam kosmos (cosmos), benda alam. Teori ini menyatakan bahwa berbagai unsur kimia terjadi pada saat ledakan, dan sesudahnya tidak terbentuk unsur baru lagi yang berasal dari debu dan gas. Unsur ini kemudian mengalami kondensasi ke dalam bentuk berjuta-juta bintang yang tersusun bersama dalam berbagai galaksi.menurut teori ini karena berbagai bintang itu secara terus-menerus memancarkan sinar, panas dan berbagai radiasi, diperkirakan bahwa benda angkasa tersebut akhirnya akan menjadi dingin, mengalami keruntuhan dan berakhir. Pada saat itulah terjadi akhir dari riwayat alam semesta.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kosmologi
            Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.
B.     Unsur-unsur Kosmologi
            kelima unsur kosmologi itu masing-masing disebut sebagai air, kayu, api, tanah, dan logam. Kelima energi tersebut saling menghasilkan dan menghancurkan. Air menumbuhkan kayu; kayu dibakar menghasilkan api, api menghasilkan abu (tanah), tanah menghasilkan logam yang ditambang dari dalamnya, logam dipanaskan akan mencair (menghasilkan air), dan selanjutnya siklus ini kembali ke awal lagi. Sementara itu logam menghancurkan kayu dengan jalan memotongnya, kayu menyerap kesuburan tanah agar dapat tumbuh, tanah sendiri menghancurkan air dengan jalan menyerapnya, air menghancurkan api dengan jalan memadamkannya, api menghancurkan logam dengan jalan melelehkannya, selanjutnya siklus
ini kembali ke awal lagi.
C.    Manfaat mengetahui kosmologi
            Tujuan kosmologi adalah merumuskan tampilan dan sifat alam semesta teramati ke dalam hipotesis, yang akan mendefinisikan struktur dan evolusinya. pengetahuan tentang alam semesta bukanlah tujuan akhir dari pelaksanaan ajaran Sang Buddha. Tujuan utama dari pembelajaran tentang alam semesta tersebut ialah agar manusia menyadari tentang konsep Anicca dan Anatta.
D.    Pengertian Ilmu Alam Semesta
Berbicara tentang alam semesta tentu saja lebih berkaitan dengan ruang tempat semua isi semesta ini berada. Karena Alam semesta ternyata mampu menampung banyak sekali milyaran galaksi, maka membicarakan alam semesta lazimnya dimulai dengan galaksi-galaksi, kepulauan terdiri dari ratusan milyar bintang. Bicara tentang alam semesta banyak berkaitan dengan penyebaran galaksi-galaksi dan pergerakannya. Alam semesta yang di dalamnya terdapat bumi tempat manusia tinggal dan hidup, terdiri dari material yang tak terhitung banyaknya yang terdiri gugusan galaksi dan milyaran bintang-bintang. Bintang adalah benda yang sangat jauh. Dengan munculnya spektroskop terbukti bahwa mereka mirip matahari kita sendiri, tetapi dengan berbagai temperatur, massa dan ukuran. Keberadaan galaksi kita, Bima Sakti, dan beberapa kelompok bintang terpisah hanya terbukti pada abad ke-20, serta keberadaan galaksi "eksternal", dan segera sesudahnya, perluasan Jagad Raya dilihat di resesi kebanyakan galaksi dari kita. Struktur dan luas alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia, dan progres persepsi dan rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad. Pada bagian awal sejarahnya alam semesta di pelajari oleh ilmu astronomi, astronomi memerlukan hanya pengamatan dan ramalan gerakan benda di langityang bisa dilihat dengan mata telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan dengan gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit. Yunani kuno membuatkan sumbangan penting sampai astronomi, di antara mereka definisi dari sistem magnitudo. Alkitab berisi sejumlah pernyataan atas posisi tanah di alam semesta dan sifat bintang dan planet, kebanyakan di antaranya puitis daripada harfiah; melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M, Aryabhata memberikan sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas porosnya dan mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke matahari.
Di Yunani, ilmuwan Aristoteles melalui bukunya yang berjudul On the Heaven banyak membicarakan struktur alam semesta terutama mengenai eksistensi bumi sebagai pusat alam semesta. Pandangan ini memang sesuai dengan kebiasaan penglihatan manusia sehari-hari. Pandangan yang menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta sering disebut sebagai ‘Pandangan geosentris’ yang memiliki pengaruh luas di Eropa pada abad pertengahan bahkan mendapat legalisasi dari gereja. Selama Renaisans Nicola Copernicus (1473-1543) mengusulkan model heliosentris dari Tata Surya, teori ini menyatakan bahwa bumi bukanlah pusat jagat raya, matahari tidak bekerja mengeliling matahari, tetapi justru bumilah yang berevolusi mengelilingi matahari . Para ilmuwan mengelompokkan keluarga benda-benda langit yang mengelilingi matahari sebagai anggota Sistem Tata Surya.

Alam Mikro
Menurut terbentuknya alam semesta, bermiliar tahun yag lewat, alam semesta mulai mendingin, sehingga terbentuklah secara mantap berbagai atom seperti yang dikenal pada saat ini. Atom merupakan unsur data yang hakiki dari segenap pengada. Inti atom adalah nukleus yang terdiri atas proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron yang beredar secara tetap dan teratur disekelilingi nukleus.
Unsur atom pertama yang ada adalah hidrogen dan helium. Dalam evolusinya berbagai gerakan atom yang anorganik akan menghasilkan molekul anorganik, untuk kemudian membentuk molekul yang lebih besar (liposom atau lemak,protein dan karbohidrat) sampai terbentuknya protosel dan sel organik pertama dalam alam kehidupan. Selanjutnya dalam evolusi berikutnya terbentuk molekul dalam susunan protoplasma yang merupakan sel dalam pembentukan jaringan dari sistem organ individu makhluk hidup.
Alam Makro
Alam makro adalah pengenalan pengada yang kasat mata. Sebelum terbentuknya jenis makhluk hidup yang berwujud individu, baik flora, fauna, mikroba dan manusia, dengan kasatmata dapat dilihat adanya jaringan, seperti phloem dan xylem sebagai jaringan dari flora, jaringan daging atau jaringan tulang sebagai bagian dari hewan. Makhluk hidup yang kasatmata mulai dari individu (undivided) artinya tidak dapat dibagi-bagi karena merupakan suatu jenis.
Ekosfer
Ekosfer adalah bulatan planet (Bumi) yang ditempati atau dihuni oleh makhluk hidup dalam rumah tangganya (oikos) . Kehidupan seperti yang kita kenal di bumi ini (ekosfer) menurut teori adalah di wilayah 0,93 – 1,01 UA (unit astronomi atau jarak antara Matahari dan Bumi). Menurut kasting dkk (1988; 49), ‘’teori baru’’ memperkirakan wilayah kehidupan berada pada jarak 0,95 – 1,5 UA.
Menurut hipotesis Gaia (Dewi Bumi) dari James Lovelock (dalam Odum 1983; 24 – 26) antara bumi dan kehidupan di Bumi berlangsung proses saling pengaruh-mempengaruhi antara hidup dan nirhidup sehingga bumi dapat mendukung kehidupan karena pengaruh seluruh keihidupan itu sendiri. Andaikata kehidupan itu tidak ada, bumi akan gersang, suhunya akan tinggi sekali (=290oC), kandungan CO2 juga tinggi (98%) sedang kadar 02 sangat rendah, demikian juga netrogen (hanya 1,9%).
Tabel perbandingan kondisi atmosfer dan suhu di Mars, Venus dan Bumi (dengan dan tanpa kehidupan)
Kandungan Atmosfer
Mars
Venus
Bumi tanpa Kehidupan
Bumi dengan kehidupan sekarang
CO2
N2
O2
Suhu Permukaan °C
95 %
2,7 %
0,13 %
-53
98 %
1,9 %
Sedikit
477
98 %
1,9 %
Sedikit
250 + 50
0,03 %
79 %
21 %
13

Sumber: Odum 1983: 24 – 26
            Dengan adanya kehidupan, CO2 akan terserap dalam proses fotosintesis, sehingga kadarnya tinggal 0,03 % dan O2 terlepas sehinggadi udara kadarnya naik menjadi 21%. Hipotesis Gaia ini juga menekankan pentingnya peranan jasad renik (mikroba) yang tergolong dalam sapravor, yang hidup di antara bahan organik dari mahkluk hidup yang mati (daun yang gugur) dan berfungsi sebagai saprofog (pemakan) sisa makhluk hidup (bangkai, sisa makanan) sehingga terjadi peruraian yang menghasilkan bahan anorganik kembali walaupun biota pemakan sisa ini (cacing, jamur dan mikroba) sering kali secara salah disebut “pengurai”. Jadi kehidupan mengalami daur (siklus/ cycle) kembali pada tumbuhan autotrof yang memerlukan bahan anorganik dalam proses metabolisme.
            Kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi dapat dipertimbangkan berdasarkan sifat keadaan (suhu, CO2, O2 dan N2) seperti terlihat pada tabel di atas. Oleh karenanya kalau benar kemudian terdapat kehidupan di Planet Mars, diperkirakan wujud dan sifat kehidupan mungkin sekali akan lain dengan kehidupan Bumi.
Ekosistem
Dalam ekosfer pengada yang mendukung kehidupan adalah satuan-satuan ekosistem, yakni segenap unsur dalam sistem yang mendukung rumah tangga makhluk hidup. Jadi dalam ekosistem tercakup unsur makhluk hidup dan keseluruhan penyangganya yakni ruang, benda, tanah, air, atmosfer atau segala pengada baik biota maupun abiota berada dalam hubungan integratif yang memungkinkan kelangsungan kehidupan secara keseluruhan.
Pengertian tentang kehidupan dalam ekosistem telah sangat menarik perhatian karena eratnya hubungan antara makna hidup-mati yang merupakan ciri makhluk hidup dengan pengada nirhidup yang memang tidak hidup, jadi yang nirhidup ini tidak mengalami kematian. Antara keduanya terlihat adanya wilayah/ batas peralihan (border line).
Komunitas, Masyarakat makhluk hidup
Dalam ekosistem, makhluk hidup baik flora, fauna maupun mikroba dikelompokkan dalam komunitas sebagai masyarakat makhluk hidup. Segenap makhluk hidup ini terkait satu dengan yang lain melalui hibungan interaktif, baik secara langsung dalam jenis yang sama atau jenis serta kondisi yang berbeda. Di samping itu juga terjadi interaksi melalui pengada nirhidup seperti air, oksigen dan materi.
Populasi dan Individu
Kelompok manusia yang sering disebut sebagai “masyarakat” manusia sebenarnya adalah populasi manusia atau populasi dari salah satu jenis (spesies) makhluk hidup. Individu merupakan ciri utama makhluk hidup yang tercipta masing-masing individu secara berbeda-beda dengan cirinya sendiri secara khusus, sebenarnya tidak ada individu dari suatu jenis (spesies) makhluk hidup yang sama. Semua yang ada diciptakan dengan ciri, sifat dan keindahan.
Alam Supermakro
Alam semesta atau universe mengacu pada segenap pengada (entity) benda angkasa atau kosmos dan segenap proses yang menyertainya. Ilmu pengetahuan yang mempelajarinya adalah kosmologi yang banyak menggunakan peralatan fisik mekanik seperti teleskop, juga memanfaatkan teori dari fisika-matematik, dari mana disusun “model” dari alam semesta. Disamping itu juga dirumuskan observasi melalui radio teleskopi. Model ini digunakan untuk menelaah penyelidikan lebih lanjut dan untuk mengartikan (menginterpretasikan) data astronomi yang sudah diperoleh. Salah satu penemuan dalam model ini adalah adanya galaksi seperti galaksi Bima Sakti (The Milky Way). Berbagai model yang dikenal itu mengacu pada teori relativitas. Dalam perkembangan kosmologi mengalami perubahan, pendapat para ahli yang berbeda, saling mendukung tetapi juga ada yang saling bertentangan. Berbagai konsep digunakan untuk menerangkan pengertian tentang alam semesta. Beberapa diantara nama terkenal adalah Newton dengan teori gravitasi. Einstein dengan teori relativitas. Berpuluh nama ini dapat ditemui dalam berbagai bibliografi dari Eddington, Tolman, Hubble, Leinaitre, Milno, McCrea, McVittie, Munitz, Bondi, Hoyle, Whitrow, Gamow, Sciama (Munitz dalam Anon 1971).
Nebula
Setelah benda-benda angkasa mengalami ledakan, berjuta tahun kemudian suhu alam raya menurun sampai 3.000 °C. Materi dan energi yang ada mengalami terbentuknya asap dan kabut yang disebut nebula. Jadi nebula adalah seperangkat awan terdiri atas asap dan kabut. Nebula kemudian menggumpal sebagai protogalaksi. Dari padanya terbentuklah macam-macam galaksi melalui proses pengkerutan dan kondensasi. Jadi nebula yang ada merupakan nebula galaksi. Ada nebula yang berada di sekitar Matahari yang mengalami perubahan rotasi, sehingga keluar sebagai komet seperti benda angkasa yang bergerak (sering kali disebut Bintang Berekor) karena terlihat lewatnya cahaya seolah-olah ekornya (Munitz dalam Anon 1971).
Galaksi
Protogalaksi yang berasal dari kondensasi nebula akan mengalami kontaksi dan perputaran yang makin cepat. Beberapa miliar tahun kemudian mengalami fragmentasi menjadi apa yang disebut protobintang (protostar). Dalam mengalami pengekerutan melalui proses gravitasi dan dalam suhu yang tinggi terbentukklah inti fusi nuklir yang menyebabkan energi berubah bentuk sebagai panas dan sinar. Dalam hipotesis nebula, akhirnya terbentuklah jutaan biintang-bintan dalam berbagai bentuk yang reguler maupun yang tidak teratur (irregular). Galaksi yang teratur di antaranya adalah Galaksi Bima Sakti (Milky Way) dimana Matahari beradaa di antara 7.000 bintang didalam galaksi yang terbentuk.

 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kosmologi atau ilmu alam semesta adalah ilmu pengetahuan tentang kosmos (cosmos) atau univers, yang mempelajari tentang struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. yang tercipta mulai dari atom, molekul, batu, metal, gas, tumbuhan, binatang, sistem solar (Matahari) dan segala yang ada lainnya

Bumi dan Kehidupan (kelompok 2)



KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
            Dengan mengucapkan rasa syukur kekhadirat Allah SWT, penulis telah mengerjakan salah satu tugas mata kuliah Sumber Daya Alam Berkelanjutan dalam bentuk makalah, yang membahas mengenai Bumi dan Kehidupan. Shalawat serta salam teruntuk sang revolusioner yang paling berpengaruh di dunia yakni nabi Muhammad SAW, yang mengantarkan kita kepada sebuah wahyu dari Allah yaitu “Iqra”. Tujuan penulis ini selain tugas, penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama untuk panduan mahasiswa saat meneliti kelak.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran-saran dari para pembaca, terutama Bapak Hari Naredi, M. Pd selaku dosen mata kuliah Sumber Daya Alam Berkelanjutan, demi perbaikan tugas pada tugas selanjutnya.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ...



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang bumi dan kehidupan pasti identik dengan apa yang ada di bumi dan kehidupan yaitu makhluk hidup. Sebagai salah satu dari makhluk hidup hendaknya manusia mempelajari bumi yang ia jadikan sebagai pijakan, karena manusia sangat berkonstribusi dalam baik tidaknya keadaan bumi dan kehidupan yang berlangsung, oleh karena itu sebagai manusia yang mencintai bumi ini, kami kelompok dua akan membahas tentang Bumi dan kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN

BUMI DAN KEHIDUPAN
Bumi yang kita huni hanyalah bagian kecil dari alam semesta yang terdiri atas berjuta benda langit (bintang, meteor, meteorit, komet dan sebagainya). Salah satu diantara bintang dilangit adalah matahari dan Bumi adalah satu dari sembilan planet yang merupakan bagian dari stem matahari. Bumi disebut eksofer artinya bulatan planet bumi dimana terdapat rumah tangga makhuk hidup (oiks = rumah tangga makhluk hidup). Bumi berbentuk bola yang sedikit pipih dibagian kutub dengan massa ton. Garis tengahnya pada khatulistiwa 12.756,54 km sedang bentukunya yang agak pipih jarak antara kutub 12.713, 54 km.
Permukaan bumi ±71%tertutup dengan air dengan kedalaman rata –rata 3.800 m. Sedang tinggi rata- ratanya 840 m diatas permukan laut. Suhu dipermukaan bumi bervariasi dari C di Vostok, kutub Selatan, sampai C disekitar ekuator di libia. Lapisan atmosfer yang tebalnya 1.600 km mengandung ±78% nitrogen, 21% oksigen dan sisanya adalah  argon dan beberapa gas lain. Bumi terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu; Litosfer atau bagian padat dari bumi, Hidrosfer berupa perairan dan Atmosfer yang menyelubungi Bumi dengan udara dan gas dengan unsur, zarah- zarah dan benda-benda lain yang mengisinya.
Ada tiga komponen pokok dalam kehidupan yang ada di Bumi yaitu :
1.  Litosfer
Luas seluruh permukaan Bumi adalah 510.952.418  dimana 29% dari luas seluruh permukaan Bumi tersebut berupa daratan (litosfer) yang terdiri berbagai benua dan pulau. Sedangkan 71% permukaan Bumi berupa periaran atau lautan. Volume Bumi adalah 1.097.809.500.000 . Lapisan litosfer berupa lapisan bantuan yang padat yang termasuk kerak bumi dan matel bagian bumi. Litosfer berada pada bagian atas Bumi. Litosfer berada pada kedalaman sampai 50 km, memliki volume yang sangat besar,yaitu 99,91% dari volume total Bumi, sedangkan 0,129 % dari volume bumi berupa air. Litofer terbentuk dari mineral dan bantuan. Mineral dapat dapat diberi batasan sebagai bahan alam homogen dari senyawa aroganik asli yang mempunyai susunan kimia dan susuan melengkul tertentu dalam bentuk goemetrik.
2.  Hidrosfer
Seluruh air dan perairan, termasuk lapisan es, disebut hidrosfer. Hidrosfer sangat penting dalam kehidupan hayati, karena unsur hara dalam air laut dan terangkat dalam sistem atau wujud kehidupan mikroba, tumbuhan, hewan, dan manusia. Dalam air juga terjadi pelarutan dan pengenceran berbagai zat serta berfungsi dalam keteraturan iklim dan cuaca di bumi. Hidrosfer merupakan lebih kurang 71% dari luas permukaan bumi. Sedangkan dari segi volume air yang ada di bumi hanya 0,129% dari total volume bumi.
Air merupakan unsure non-hayati yang sangat vital di samping oksigen dan energi. Untuk biota yang habitatnya air, seluruh air merupakan unsur vital, sedangkan oksigen dan energy dapat menjadi faktor kendala. Sebaliknya bagi biota darat air dapat merupakan kendala juga, baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Air di bumi berada dalam keadaan yang sangat tertib tatanannya. Kalaupun terjadi penyimpangan dari tatanan ini faktor yang menyebabkan adalah perilaku makhluk hidup, khususnya manusia yang memungkinkan perubahan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dengan melalui pemborosan dan terjadinya pencemaran yang tidak memungkinkan air itu mencukupi peruntukan dalam mutunya bagi berbagai segi kehidupan.
Air merupakan salah satu penentu kelangsungan seluruh peri kehidupan termasuk kehidupan manusia. Berbagai kegiatan manusia dalam industri maupun dalam kehidupan rumah tangga tergantung pada air.
Di Indonesia penggunaan air terutama adalah untuk pengairan 1,8 km2/orang/hari (91,4%), keperluan rumah tangga dan perdagangan 0,16 km2/orang/hari (8,1%), sedang untuk industri masih sangat sedikit 0,01 km2/orang/hari (0,5%). Keseluruhannya 1,97 km2/orang/hari (100%).
3.  Atmosfer
Udara dan atmosfer adalah selimut gas yang menutupi bumi hingga ketinggian 1.000 km. Atmosfer Bumi mengandung oksigen untuk bernafas dan cukup tebal untuk melindungi permukaan Bumi terhadap radiasi matahari dan hujan meteorit, tetapi cukup meneruskan sinar yang merupakan kumpulan berbagai warna termasuk yang kasatmata yakni utraviolet serta inframerah yang mempengaruhi berlangsungnya kehidupan. Khususnya kehidupan nabati di Bumi. Pada hakikatnya gas-gas pembentukan atmosfer,seperti oksigen, karbon dioksida dan nitrogen yang terdapat dalam jumlah terbatas sangat penting untuk sarana komunikasi. Dengan cepat atmosfer dapat meneruskan gelombang suara dan elektromagnet (cahaya dan radio) sedangkan lapisan pada atmosfer teratas dapat mengakibatkan pemantulan gelombang  radio yang memungkinkan terjadinya komunikasi pada bentangan Bumi yang terpisah. Atmosfer terdiri dari campuran gas-gas yang bersifat tetap (yang utama adalah nitrogen dan oksigen), kandungan zat dengan kadar yang tidak tetap ( diantaranya gas dan uap air), oin (atom dan molekul bermuatan listrik) serta berbagai macam paretikel padat dan cair yang terlarut di udara.
Gas nitrogen mambentuk hapir 4/5 bagian dari udara dan 1/5 bagiannya oksigen, sementara gas-gas lain seperti argon, karbondioksida dan gas-gas lain terdapat dalam jumlah yang kecil. Oksigen adalah elemen yang terdapat dalam hapir seluruh kehidupan.
Air yang terdapat di atmosfer dihasilkan dari penguapan air dari permukaan Bumi dan uap air tersebut mengalami kondensiasi dan membentuk hujan. Karbondioksida dihasilkan dari penapasan hewan dan tumbuhan, serta dari pembakaran. dalam proses fiksasi gas  menjadi karbohidrat. Berbagai partikel padat cair yang melayang di atmosfer berasal dari berbagai sumber yang berbada. Zat atau pertikel padat berasal dari berbagai tempat seperti penguapan dari permukaan Bumi yang kering atau zat yang dihasilkan partikel debu dan asap. Manusia juga mempengaruhi komposisi udara dari bahasa bakar, sedangkan melalui berbagai kegiatan industri dihasilkan berbagai unsur pecemaran ke dalam atmosfer. Meteor yang terbakar sebelum mencapai permukaaan Bumi menambah sekitar 1 ton unsur kedalam atmosfer setiap hari. Sebagian besar dari materi terbut akhirnya mengisi bagian atmosfer di atas permukaan Bumi.
Atmosfer menerima siraman terus-menerus dari partikel berenergi sangat tinggi (proton) dari angkasa. Partikel tersebut yang disebut tersebut yang disebut radiasi sinar kosmik sebagian disampaikan oleh medan magnet Bumi tetapi cukup untuk menembus dan mengenai permukaan Bumi. Pada saat partikel tersebut memasuki atmosfer akan bersatu dengan berbagai molekul yang ada diudara dan menghasilkan sejumlah besar sinar kosmik sekunder dimana beberapa diantara kosmik tersebut mencapai permukaan Bumi. Keseluruhan komposisi stmosfer ditentukan oleh keseimbangan proses yang kompleks. Berbagai proses ini termasuk penyerapan karbondioksida dan pelepasan oksigen oleh tumbuhan penyerapan oksigen dan pengeluaran  oleh biota dalam proses ini termasuk pelepasan tenaga terutama oleh hewan. Juga pelepasan berbagai gas dari gunung api, penguapan dan kondesnsasi air,proses fotokimia dan penambahan partikel dari permukaan Bumi serta dari luar angkasa. Manusia, melalui berbagai kegiatan melepaskan berbagai gas dan berbagai zat lain kedalam atmosfer. Atmosfer dapat dibagi menjadi berbagai lapisan yang masing-masing lapisan dipisahkan berdasarkan perbedaan penyebaran suhu atau perbahan yang terjadi karena ketinggian. Atmosfer terdiri dari troposfer, startosfer,mesosfer,termosfer dan ekosfer. Lapisan terbwah disebut trosfer. Didalam lapisan inilah berlangsung segala perstiwa cuaca. Makin ke atas suhunya makin berkurang. Lapisan ini tidak sam tebalnya di berbagai tempat di Bumi di atas khatulistiwa mempunyai tebal sekitar 17 km dan diatas kutub sekitar 9 km. batas atas troposfer disebut tropopuase. Di atasnya terdapat stratosfer (sampai ketinggian 80 km). Dalam lapisan ini suhu makin naik dengan bertambahnya ketinggian. Batas atasnya stratosfer disebut stratopause. Lapisan berikutnya adalah mesosfer. Makin tinggi dari permukaan Bumi suhu umumnya berkurang. Batas atasnya dinamakan mesopause. Lapisan diatasnya adalah ionosfer yang terbagi atas ionosfer yang sebenarnya (hingga ketinggian 200 km), temeosfer ( hingga ketinggian 500 km), dan eksosfer. Ionosfer mengandung ion yang bermuatan listrik dan electron bebas lapisan ini juga disebut neutrosfer. Batas antara keduanya dinamai neutropause.
Ø   Kehidupan
Keadaan atau kekuatan Alam yang mempengaruhi kehidupan secara keseluruhan menentukan makna hukum dan tatanan Alam, dinamika atau pertumbuhan hukum energy atau termodinamika dan hukum adaptasi atau survival yang pada hakikatnya berlaku bagi semua yang ada dalam kehidupan di Alam semesta ini.
Ø   Hidup
Hidup ditandai dengan eksistensi vital makhluk hidup, sejak bermulanya proses metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan adpatasi internal. Ekosistem makhluk hidup ini juga dipengaruhi oleh adaptasi eksternal yang memungkinkan untuk bertahan hidup (survive). Kalau dalam hidup kita bersikap dan berperilaku sesuai amanah Tuhan dengan sebaik mungkin tidak mungkin terjadi kerusakan ataupun pencemaran lingkungan karena semua yang ada diciptakan – Nya dalam keadaan serba baik dan dalam tatanan yang serba teratur. Jadi rusaknya lingkungan berarti juga rusaknya makna hidup kita secara keseluruhan. Mineral dan benda lain mengalami pertumbuhan dan perpecahan menjadi banyak berlaku hukum energi yang mempengaruhi eksistensinya. Dan dipengaruhi serta adaptasi oleh faktor dimana benda itu berada.
Ø   Pertumbuhan
Karena proses kehidupan ini berlangsung melalui suatu proses kimia fisik maka munculah teori tentang batas atau peralihan antara kehidupan (biosis) apa pun wujud kehidupan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bangsa yang cerdas adalah yang memahami bumi pertiwinya, oleh karena itu sebagai akademisi, hendaknya kita memahami bagaimana bumi pertiwi ini, dan senantiasa menjaga serta memberdayakan secara berkelanjutan guna terciptanya bumi yang indah dan permai.