Sabtu, 06 April 2013

SUMBER DAYA AIR


SUMBER DAYA AIR

Sumber Daya Air (SDA) di Indonesia merupakan sumber daya yang terbesar di kawasan ASEAN.  Karena di Indonesia terdiri dari sekitar 17.508 pulau dan sekitar 6.000 merupakan pulau yang berpenghuni. Kepulauan tropis menyebar di sepanjang seperdelapan dari ekuator sekitar 8 juta km2, dengan total luas lahan 1,92 juta km2), dan wilayah laut seluas 3 juta km2 dengan total panjang garis pantai sekitar 84.000 km.
Penduduk Indonesia sebanyak 226 juta (data 2008) tersebar di beberapa pulau. Dengan tingkat pertumbuhan 1,66% dari penduduk diperkirakan tumbuh menjadi 280 juta pada tahun 2020. Jawa, sebagai pulau yang paling padat penduduknya hanya seluas 6,58% dari total wilayah Indonesia, berpenduduk 58% (120,4 juta) dari total penduduk di Indonesia. Dalam dasawarsa yang lalu, imigran perkotaan mengakibatkan pertumbuhan perkotaan sekitar 5% per tahun. Diperkirakan bahwa pada tahun 2020 sekitar 52% penduduk akan tinggal di lingkungan perkotaan, meningkat 38% dibandingkan tahun 1995
Keadaan Sumber Daya Air di Indonesia
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel d koran kompas (jumat, 29 maret 2013) dan artikel tersebut menyampaikan tentang pengelolaan SDA di  Indonesia saat ini menunjukan gejala yang semakin mengkhawatirkan, hal tersebut terjadi dengan adanya berbagai masalah antara lain masalah banjir dan masalah persoalan air bersih yang semakin parah dari tahun ketahun
Terlepas dari tingginya potensi sumber daya air, sumber daya air permukaan di Indonesia mengalami kekurangan selama musim kemarau, namun terjadi banjir selama musim hujan terutama di beberapa daerah. Meskipun Indonesia memiliki curah hujan yang berlimpah, dengan rata-rata nasional lebih dari 2.500 mm/tahun, namun terjadi perbedaan yang sangat besar di daerah tertentu di Indonesia. Hal ini terjadi berkisar dari daerah-daerah yang sangat kering di Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi bagian dari Kepulauan (kurang dari 1.000 mm) dan yang sangat basah di beberapa bagian daerah Papua, Jawa, dan Sumatra (lebih dari 5.000 mm).
Menurut Firdaus Persoalan air bersih di Indonesia, selama ini kurang mendapat perhatian serius. “Kita tidak punya yang namanya Dinas Sumber Daya Air, padahal kita punya persoalan yang luar biasa yang terkait dengan air dan sumber daya air. Kita cuman punya Dinas PU dan Dinas PU itu punya fokus ke jalan, jembatan dan sebagainya. Sehingga air tadi itulah bagian terkecil dari hal yang di kerjakan oleh teman-teman di Dinas PU tadi. Dinas itulah, ujarnya, yang bertanggung jawab penuh tentang air dan sumber daya air di Indonesia ini, mulai dari banjir, air baku, air minum, air limbah, air tanah. “Termasuk air yang ada di laut di Indonesia”.
Di Indonesia, hal ini telah dituangkan ke dalam Undang undang Nomor 07 /2004, Tentang Sumber Daya Air, dengan cakupan pengelolaan SDA yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharan dalam rangka upaya konservasi  SDA, pendayagunaan SDA, pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat serta pemanfaatan sistem informasi. Proses pengelolaan SDA harus melibatkan semua stakeholders, memperhatikan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah, serta menjamin terjalinnya keseimbangan antara fungsi –fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi.
Dalam tiga dekade ini masalah pengelolaan sumber daya air  (SDA) telah berubah secara fundamental sehingga memerlukan  suatu disiplin ilmu yang dapat mengintegrasikan secara terpadu bidang-bidang keilmuan yang terkait permasalahan dari hulu sampai ke hilirnya
Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia
Menurut saya cara untuk peningkatan sumber daya air di Indonesia, masih banyak diperlukan pembangunan bendungan, waduk, dan sistem jaringan irigasi yang handal untuk menunjang kebijakan ketahanan pangan pemerintah. Di samping itu untuk menjamin ketersediaan air baku, tetap perlu dilakukan normalisasi sungai dan pemeliharaan daerah aliran sungai yang ada di beberapa daerah. Pemeliharaan dan pengembangan Sistem Wilayah Sungai tersebut didekati dengan suatu rencana terpadu dari hulu sampai hilir yang dikelola secara profesional. Untuk itu perlu dikembangkan teknologi rancang bangun Bendungan Besar, Bendung Karet, termasuk terowongan, teknologi Sabo, sistem irigasi maupun rancang bangun pengendali banjir.
Sedangkan menurut Firdaus, Saat ini terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang memiliki peran penting dalam penyediaan sumber air sebagian telah mengalami kerusakan yaitu 62 DAS rusak dari total 470 DAS, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai kemanfaatan air sehubungan penurunan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. Saat ini jaringan irigasi terbangun mencapai 6,77 juta ha (1,67 juta ha belum berfungsi), dan jaringan irigasi rawa 1,8 juta ha yang berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional. Namun di sisi lain perkembangan fisik wilayah telah memberikan dampak pada terjadinya alih fungsi lahan pertanian sekitar 35 ribu ha per tahun.

1 komentar: