PENDAHULUAN
Ekologi mempelajari rumah
tangga makhluk hidup (oikos), istilah yang digunakan oleh Ernst Haecle sejak
tahun 1869 (Odum 1983:2). Mempelajari mahluk hidup dalam komunitasnya disebut sinekologi, artinya ekologi yang
ditunjukan pada lebih dari satu jenis mahluk hidup, misalnya ekologi hutan
dimana terdapat tumbuhan dari berbagai jenis, jati, rotan, karet, dan segala
jenis komunitas lainyang ada didalamnya, termasuk kijang, harimau, gajah,
burung, serangga, dan sebagainya. Autekologi
adalah ekologi tentang satu jenis mahluk hidup misalnya ekologi nyamuk, ekologi
manusia dan
seterusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Ekologi
Istilah Ekologi diperkenalkan oleh
Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat
Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan
dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang
struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur
ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat
tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi
(unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua
komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
2.
Ekologi Manusia
Ekologi manusia adalah ilmu
yang mempelajari rumah tangga manusia secara objektif apa adanya. Sejarah
perjalanan manusia dimulai dengan penemuan Homo sapiens soloensis, lalu homo
sapiens wajakensis, lalu homo sapiens australomelanozoid yang dicermati dengan
hati-hati dan teliti oleh para antropolog untuk dimengerti dan dipahami
kehidupan social budayanya.
Masyarakat industry dimulai
perkembangannya sejak revolusi industry
di inggris pertengahan abad-18 dengan mengganti berbagai pekerjaan dengan
menggunakan mesin tenaga uap untuk industry tekstil dan industry lainnya.
Berturut-turut revolusi
industry ini akhirnya menuju teknologi peralatan atau mesin, otomisasi atau cybernetic, yang menggantikan tenaga
manusia, bahkan juga otak manusia dengan mesin, melalui komputerisasi dan
seterusnya. Padahal betapapun pentingnya mesin itu hanya alat, yang menentukan
sikap dan mengarahkan prilaku akhir adalah pikiran dan nurani kita sendiri.
3.
Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup merupakan
penelaahan terhadap sikap dan prilaku manusia, dengan segenap tanggung jawab
dan kewajiban maupun haknya untuk mencermati tatanan lingkungan dengan
sebaik-baiknya. Sikap dan prilaku ini sangat diperlukan untuk memungkinkan
kelangsungan peri kehidupan secara keseluruhan, termasuk kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup manusia
adalah system kehidupan yang merupakan kesatuan ruang, mewarnai serta sebagai
pedoman kearifan sikap dan prilaku manusia. dengan segen pengada baik pengada
ragawi abiotik atau benda (materi), maupun pengada insane, biotic atau mahluk
hidup termasuk manusia dengan prilakunya, keadaan (tatanan alam baca
kosmologi), daya (peluang, tantangan, dan harapan) yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya.
\dalam kehidupan.
4.
Ilmu Lingkungan
Ø Pengertian Dasar
Lingkungan
hidup pada dasarnya adalah penerapan dari kosmologi dan ekologi manusia, karena
sikap dan prilaku kita merupakan taruhan apakah akan mengarah pada kelangsungan
kehidupan dan tercapainya kesejahteraan lahir dan batin. Ilmu lingkungan adalah
penggabungan ekologi (manusia) yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam)
yang mempunyai paradigma sebagai ilmu pengetahuan murni. Hakikat ilmu
pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk mendasari
Ø Perkembangan Ilmu Lingkungan
Ilmu
lingkungan sebagaimana umumnya ilmu pengetahuan yang lahir dari pemikiran para
ilmuwan yang umumnya bergelar (S1,S2,S3, serta post-doktoral ilmu lingkungan)
akan berlangsung sesuai dengan dinamikanya ilmu pengetahuan.
Sumbangan
baru bagi perkembangan ilmu lingkungan berupa karya akademik (tertulis,
terucapkan, maupun tertayangkan) sebagai hasil studi / penelitian mendalam yang
mandiri dari seorang atau suatu tim peniliti.
Ø Metodologi Penelitian Ilmu Lingkungan
Ilmu
lingkungan terkait erat dengan pengelolaan sumber daya, termasul materi,
manusia dan kompetensinya akan teknologi, seni dan budaya. Karena itu
penelitian ilmu lingkungan mencakup metodologi baik yang kuantitatif maupun
kualitatif. Metodologi kuantitatif berlandaskan pemikiran positifisme, terhadap
fakta kehidupan dengan realitas objektif, disamping asumsi teoretik lainnya.
Sedangkan metodologi kualitatif berdasarkan paradigm fonomenologi denga
objektifitas situasi atau kedaan teretentu yang dialami dalam kehidupan.
Karena
itu penelitian ilmu lingkungan menggunakan kedua metodologi baik kuantitatif
maupun kualitatif secara berimbang.
BAB III
PENUTUP
Untuk memahami
makna ekologi, ekologi manusia dan lingkungan hidup maka perlu dipahami segala jenis komunitas yang ada didalam ekologi yaitu
ekologi hutan dimana terdapat tumbuhan dari berbagai jenis, lalu ekologi
manusia yang mempelajatio tentang Sejarah perjalanan manusia dimulai dengan
penemuan Homo sapiens soloensis, lalu homo sapiens wajakensis, lalu homo
sapiens australomelanozoid yang dicermati dan dipahami kehidupan social
budayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar